Pendidikan Agama Islam (PAI) di jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) bukan sekadar transfer pengetahuan hafalan, melainkan lebih dari itu. Kurikulum PAI saat ini menekankan pentingnya pengembangan karakter dan kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills – HOTS). Ini berarti siswa tidak hanya dituntut untuk menghafal ayat Al-Qur’an, hadis, atau rukun iman, tetapi juga mampu menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan solusi dari berbagai permasalahan yang relevan dengan ajaran Islam.
Penilaian Tengah Semester (PTS) menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan siswa dalam menyerap materi selama satu semester. Oleh karena itu, penyusunan soal PTS yang menguji HOTS menjadi krusial. Soal HOTS dirancang untuk mendorong siswa berpikir lebih dalam, menghubungkan konsep-konsep yang dipelajari, dan menerapkannya dalam konteks kehidupan nyata. Artikel ini akan membahas beberapa contoh soal HOTS untuk PTS PAI Kelas 7 Semester 1, beserta analisisnya untuk membantu guru dan siswa memahami esensi dari soal-soal tersebut.
Apa Itu Soal HOTS?
Sebelum melangkah ke contoh soal, penting untuk memahami karakteristik soal HOTS. Soal HOTS umumnya melibatkan kemampuan kognitif pada taksonomi Bloom revisi, yaitu:
- Menganalisis (C4): Memecah informasi menjadi bagian-bagian kecil dan mengidentifikasi hubungan antar bagian tersebut.
- Mengevaluasi (C5): Memberikan penilaian terhadap ide, metode, atau gagasan berdasarkan kriteria tertentu.
- Mencipta (C6): Menghasilkan ide-ide baru, solusi, atau produk orisinal.

Soal HOTS sering kali disajikan dalam bentuk skenario, studi kasus, atau pertanyaan yang membutuhkan penalaran logis dan pemahaman mendalam, bukan sekadar mengingat fakta.
Ruang Lingkup Materi PAI Kelas 7 Semester 1
Materi PAI Kelas 7 Semester 1 biasanya mencakup beberapa bab penting, antara lain:
- Bab 1: Aku Senang Belajar Al-Qur’an (Surat Pendek Pilihan): Fokus pada pemahaman makna, tajwid, dan penerapan surat-surat pendek pilihan seperti surat Al-Fatihah, An-Nas, Al-Falaq, Al-Ikhlas, dan Al-Lahab.
- Bab 2: Indahnya Kebersihan (Thaharah): Membahas tentang pentingnya bersuci dari hadas dan najis, macam-macam air, serta tata cara bersuci.
- Bab 3: Akidahku (Mengenal Allah Melalui Asmaul Husna): Memahami makna dan pentingnya mengimani Allah melalui Asmaul Husna (99 nama baik Allah).
- Bab 4: Akhlakku (Akhlak Terpuji): Membahas tentang akhlak terpuji seperti jujur, amanah, tawadhu’, dan sabar.
- Bab 5: Mari Bersalawat (Salawat Nabi Muhammad SAW): Memahami pentingnya bersalawat dan keutamaannya.
Mari kita lihat contoh soal HOTS untuk setiap bab tersebut.
Contoh Soal HOTS PTS PAI Kelas 7 Semester 1
Bab 1: Aku Senang Belajar Al-Qur’an (Surat Pendek Pilihan)
Soal 1 (Tingkat Analisis – C4):
Perhatikan penggalan QS. Al-Ikhlas berikut:
"قُلْ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ ١ ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ ٢ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ٣ وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌ ٤"
Seorang siswa membaca surat ini dengan tartil dan memahami maknanya. Namun, dalam sebuah diskusi, siswa tersebut menyatakan bahwa kandungan utama surat Al-Ikhlas adalah tentang perintah shalat.
Analisis Soal:
Soal ini menguji kemampuan siswa dalam menganalisis makna surat Al-Qur’an. Siswa diharapkan tidak hanya menghafal bacaan surat, tetapi juga memahami esensi kandungannya. Pernyataan siswa dalam soal sengaja dibuat keliru untuk memancing siswa yang mengerjakan soal untuk menganalisis kebenaran pernyataan tersebut berdasarkan pemahaman mereka terhadap isi surat Al-Ikhlas.
Pertanyaan:
Menurut Anda, mengapa pernyataan siswa tersebut keliru? Jelaskan berdasarkan pemahaman Anda tentang makna QS. Al-Ikhlas ayat 1-4!
Contoh Jawaban Siswa (yang baik):
Pernyataan siswa tersebut keliru karena surat Al-Ikhlas ayat 1-4 secara fundamental menjelaskan tentang keesaan Allah SWT (tauhid). Ayat pertama "قُلْ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ" menegaskan bahwa Allah itu Esa. Ayat kedua "ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ" menjelaskan bahwa Allah adalah tempat bergantung segala sesuatu. Ayat ketiga "لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ" menolak anggapan bahwa Allah memiliki anak atau diperanakkan, yang merupakan konsep penting dalam tauhid untuk menolak syirik. Ayat keempat "وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌ" menegaskan bahwa tidak ada satupun yang setara atau menyerupai Allah. Fokus utama surat ini adalah pada keesaan dan kemurnian tauhid Allah, bukan pada perintah shalat. Perintah shalat dijelaskan dalam surat-surat lain, seperti QS. Al-Baqarah ayat 43.
Bab 2: Indahnya Kebersihan (Thaharah)
Soal 2 (Tingkat Evaluasi – C5):
Di lingkungan rumah Budi, terdapat sebuah selokan yang airnya cukup keruh dan berbau tidak sedap. Suatu hari, Budi ingin berwudhu menggunakan air dari selokan tersebut karena ia merasa sudah tidak ada pilihan lain.
Analisis Soal:
Soal ini menempatkan siswa pada sebuah skenario yang membutuhkan evaluasi terhadap suatu tindakan berdasarkan prinsip-prinsip thaharah (kebersihan dalam Islam). Siswa harus mengevaluasi apakah air selokan yang keruh dan berbau tersebut memenuhi kriteria air suci mensucikan.
Pertanyaan:
Menurut Anda, apakah sah wudhu Budi jika ia menggunakan air dari selokan tersebut? Berikan alasan yang kuat berdasarkan hukum Islam tentang air yang suci mensucikan!
Contoh Jawaban Siswa (yang baik):
Wudhu Budi tidak sah jika ia menggunakan air dari selokan tersebut. Hal ini karena air selokan yang keruh dan berbau tidak lagi memenuhi kriteria air suci mensucikan. Menurut hukum Islam, air yang dapat digunakan untuk bersuci adalah air yang suci dan mensucikan, yaitu air yang masih dalam keadaan suci pada zatnya dan belum berubah warna, rasa, maupun baunya karena bercampur dengan najis. Air selokan yang keruh dan berbau telah berubah sifatnya (warna, bau) akibat adanya najis atau kotoran yang mencemarinya, sehingga statusnya menjadi air musta’mal atau air yang terkena najis, yang tidak bisa digunakan untuk bersuci.
Bab 3: Akidahku (Mengenal Allah Melalui Asmaul Husna)
Soal 3 (Tingkat Mencipta – C6):
Banyak orang menghadapi kesulitan hidup, seperti kehilangan pekerjaan, masalah keuangan, atau kegagalan dalam usaha. Keadaan ini seringkali membuat seseorang merasa putus asa dan mulai meragukan kekuasaan Allah.
Analisis Soal:
Soal ini menantang siswa untuk menerapkan pemahaman mereka tentang Asmaul Husna dalam konteks kehidupan nyata. Siswa tidak hanya diminta menyebutkan nama-nama Asmaul Husna, tetapi juga menciptakan cara-cara praktis untuk menghayati maknanya agar terhindar dari keputusasaan.
Pertanyaan:
Sebagai seorang Muslim yang beriman kepada Allah, jelaskan bagaimana Anda dapat meneladani sifat Al-Qadir (Maha Kuasa) dan Ar-Razzaq (Maha Pemberi Rezeki) dalam menghadapi kesulitan hidup agar tidak berputus asa! Berikan minimal dua contoh perilaku nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh Jawaban Siswa (yang baik):
Untuk menghadapi kesulitan hidup agar tidak berputus asa, saya akan meneladani sifat Al-Qadir dan Ar-Razzaq dengan cara berikut:
-
Meneladani Al-Qadir (Maha Kuasa):
- Perilaku Nyata: Ketika menghadapi masalah yang terasa berat, saya akan meyakini bahwa Allah Maha Kuasa untuk memberikan solusi dan jalan keluar, meskipun saat ini saya belum melihatnya. Saya akan terus berusaha semaksimal mungkin sambil berdoa dan bertawakal, tanpa merasa bahwa masalah ini di luar kemampuan Allah. Misalnya, jika saya gagal dalam ujian, saya akan berusaha belajar lebih giat lagi untuk ujian berikutnya, sambil yakin bahwa Allah Maha Kuasa untuk memberikan keberhasilan jika saya berusaha dan berdoa.
- Perilaku Nyata: Saya akan terus berserah diri kepada Allah dalam segala keadaan, karena hanya Allah yang memiliki kekuasaan mutlak atas segala sesuatu. Saya akan menghindari rasa sombong saat diberi kemudahan dan tidak larut dalam kesedihan saat diberi cobaan, karena keduanya adalah ujian dari Allah Yang Maha Kuasa.
-
Meneladani Ar-Razzaq (Maha Pemberi Rezeki):
- Perilaku Nyata: Ketika mengalami kesulitan ekonomi, saya akan tetap berusaha mencari rezeki yang halal dengan bekerja atau berbisnis, sambil yakin bahwa Allah adalah Ar-Razzaq yang pasti akan memberikan rezeki kepada hamba-Nya yang berusaha. Saya tidak akan tergoda untuk mencari rezeki dengan cara yang haram. Misalnya, jika usaha saya sedang sepi, saya akan terus berikhtiar dengan cara promosi atau inovasi produk, sambil yakin bahwa Allah Maha Pemberi Rezeki dan akan membuka pintu rezeki bagi saya.
- Perilaku Nyata: Saya akan bersyukur atas rezeki yang telah Allah berikan, sekecil apapun itu, dan tidak membanding-bandingkan rezeki saya dengan orang lain. Saya juga akan berbagi sebagian rezeki saya kepada orang yang membutuhkan (sedekah), sebagai wujud keyakinan bahwa Allah akan melipatgandakan rezeki yang kita sedekahkan.
Bab 4: Akhlakku (Akhlak Terpuji)
Soal 4 (Tingkat Analisis – C4):
Dalam sebuah kelompok belajar, terdapat dua orang siswa bernama Adi dan Budi. Adi selalu berusaha mengerjakan tugas kelompok dengan sungguh-sungguh dan menyelesaikan bagiannya tepat waktu, meskipun terkadang ia merasa kesulitan. Budi, di sisi lain, seringkali menunda-nunda pekerjaannya, meminta orang lain mengerjakan bagiannya, dan seringkali berbohong dengan alasan yang dibuat-buat ketika ditanya progres tugasnya.
Analisis Soal:
Soal ini meminta siswa untuk menganalisis perilaku kedua siswa berdasarkan nilai-nilai akhlak terpuji yang telah dipelajari, khususnya kejujuran dan amanah. Siswa harus dapat mengidentifikasi perilaku mana yang mencerminkan akhlak terpuji dan mana yang tidak.
Pertanyaan:
Bandingkan perilaku Adi dan Budi. Jelaskan akhlak terpuji mana yang ditunjukkan oleh Adi dan akhlak tercela mana yang ditunjukkan oleh Budi! Berikan alasan Anda!
Contoh Jawaban Siswa (yang baik):
Adi menunjukkan akhlak terpuji yaitu amanah dan sungguh-sungguh dalam bekerja. Amanah tercermin dari usahanya untuk menyelesaikan bagian tugasnya tepat waktu dan dengan baik. Sungguh-sungguh dalam bekerja adalah bentuk tanggung jawabnya terhadap tugas yang diberikan.
Sementara itu, Budi menunjukkan akhlak tercela yaitu tidak amanah, malas, dan berbohong. Tidak amanah terlihat dari kebiasaannya menunda pekerjaan dan meminta orang lain mengerjakan bagiannya. Malas adalah sikap enggan bekerja keras. Berbohong ditunjukkan ketika ia membuat alasan palsu untuk menutupi ketidaksesuaiannya dalam menyelesaikan tugas. Perilaku Budi melanggar prinsip kejujuran dan tanggung jawab dalam berinteraksi dengan teman kelompoknya.
Bab 5: Mari Bersalawat (Salawat Nabi Muhammad SAW)
Soal 5 (Tingkat Evaluasi – C5):
Seorang santri bernama Rina rajin membaca shalawat setiap hari. Namun, ia merasa bahwa kehidupannya masih banyak kesulitan dan belum banyak mengalami perubahan positif. Ia mulai bertanya-tanya, apakah shalawat yang ia baca benar-benar bernilai di hadapan Allah.
Analisis Soal:
Soal ini mendorong siswa untuk mengevaluasi pemahaman mereka tentang esensi bersalawat. Siswa harus mampu membedakan antara ibadah yang dilakukan sekadar rutinitas dengan ibadah yang disertai pemahaman dan penghayatan makna, serta dampak positifnya dalam kehidupan.
Pertanyaan:
Menurut Anda, apa yang mungkin menjadi penyebab Rina merasa demikian? Berikan saran kepada Rina agar ia dapat merasakan manfaat dan keutamaan bershalawat dengan lebih optimal, berdasarkan pemahaman Anda tentang makna dan tujuan bershalawat!
Contoh Jawaban Siswa (yang baik):
Kemungkinan penyebab Rina merasa demikian adalah karena ia mungkin hanya membaca shalawat secara rutinitas tanpa benar-benar menghayati maknanya dan mengaitkannya dengan implementasi ajaran Rasulullah SAW dalam kehidupannya. Keutamaan shalawat tidak hanya sekadar pahala bacaan, tetapi juga sebagai sarana untuk lebih mencintai Rasulullah, meneladani akhlaknya, dan menjadikan ajaran beliau sebagai pedoman hidup.
Saran untuk Rina:
- Menghayati Makna: Rina perlu memahami arti dari shalawat yang ia baca, terutama ketika mengucapkan "Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad." Ini berarti memohon kepada Allah agar senantiasa melimpahkan rahmat dan kesejahteraan kepada Nabi Muhammad SAW dan keluarganya.
- Meneladani Rasulullah SAW: Keutamaan bershalawat akan semakin terasa jika Rina berusaha meneladani akhlak mulia Rasulullah SAW dalam kehidupannya sehari-hari. Ini berarti menerapkan nilai-nilai kejujuran, amanah, sabar, tawadhu’, dan kasih sayang dalam setiap tindakan. Jika Rina sudah berusaha meneladani Rasulullah, insya Allah kesulitan yang ia hadapi akan menjadi ujian yang lebih ringan dan akan ada jalan keluar dari Allah.
- Menjadikan Al-Qur’an dan Sunnah sebagai Pedoman: Shalawat juga berarti kita memohon agar Allah memberikan keberkahan kepada keluarga Nabi Muhammad SAW, yang berarti kita juga memohon agar Allah memberkahi kita dengan mengikuti petunjuk Al-Qur’an dan Sunnah Rasul-Nya. Rina perlu menjadikan Al-Qur’an dan hadis sebagai panduan utama dalam segala aspek kehidupannya.
- Memperbanyak Doa dan Tawakal: Meskipun telah bershalawat, Rina tetap perlu berdoa memohon kepada Allah agar segala kesulitan diangkat dan diberikan kemudahan. Keyakinan bahwa Allah akan mengabulkan doa dan memberikan yang terbaik adalah kunci agar tidak berputus asa.
Penutup
Contoh soal HOTS di atas hanyalah ilustrasi untuk memberikan gambaran tentang bagaimana soal-soal ini dirancang. Kunci dari soal HOTS adalah mendorong siswa untuk berpikir lebih jauh, menghubungkan pengetahuan yang mereka miliki dengan situasi baru, dan mampu memberikan argumen yang logis serta solutif.
Guru PAI memiliki peran penting dalam menyusun soal-soal yang menstimulasi HOTS, serta membimbing siswa agar terbiasa berpikir kritis dan analitis. Dengan demikian, pembelajaran PAI akan lebih bermakna dan mampu membentuk generasi Muslim yang tidak hanya berilmu, tetapi juga berkarakter kuat dan mampu menghadapi tantangan zaman. Siswa pun diharapkan dapat mempersiapkan diri dengan baik dalam menghadapi PTS dengan mengasah kemampuan berpikir tingkat tinggi mereka.
Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat menjadi panduan dalam memahami serta menyusun soal HOTS untuk PTS PAI Kelas 7 Semester 1.